Pendekatan Konseling dan Psikoterapi
Kali
ini kita akan membahas pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan
psikoterapi, dalam pendekatannya kita sugguhi banyak sekali jenis-jenisnya. Mari
kita simak Bersama-sama:
1. Pendekatan Behavioral
Yang pertama ada pendekatan Behavioral atau bisa
disebut Pendekatan Perilaku, Pendekatan ini penerapannya sangat beragam Teknik dan
prosedurnya. Dalam konseling behavioral ini menerapkan pernyataan-pernyataan yang
sistematis. Setiap orang dipandang memilii kecenderungan positif dan negative yang
seimbang, dan akhirnya individu akan dibentuk oleh lingungannya.
Dalam pendekatan ini tidak selalu suatu Teknik konseling
harus digunakan, jika tekniknya tidak efesien bisa diganti dengan Teknik yang
sekirannya efesien.
Ada 4 teknik
dalam pendekatan Behavioral, yaitu:
A.
Desensitisasi sistematik, yaitu mengajarkan
klien untuk memberikan respon yang tidak konsistem dengan kecemasan yang
dialami klien. Teknik ini harus dirinigi dengan Teknik relaksasi. Yang dimana
konseli harus dibiarkan sesantai mungkin lalu membayangkan pengalaman yang mengecewakan.
Dilakukannya seperti itu untuk melatih agar terbiasa dalam menghadapi
kecamasan.
B.
Assertive Trainging, konselor memberikan
motivasi agar konseli merasa berani dalam menghadapi kesulitannya. Teknik ini
digunakan dengan cara Role Playng, Role Playing sendiri sangat efektif untuk
sang konseli ini merasakan luar dan dalam perannya.
C.
Aversion Therapy, Teknik ini tujuannya untuk memberikan
respon positif pada perilaku postif supaya kuat dan memberikan hukuman terhadap
perilaku negative.
D.
Home Work, sama dengan namannya yaitu pelatihan
dirumah bagi klien yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap kadaan
tertentu.
2. Pendekatan Psikoanalitik
Seperti yang kita ketahui dalam Psiokoanalisa ada 3
struktur kepribadian yang melekat yaitu Id,
Ego, dan SuperEgo.
Dalam
pendekatan Psikoanaltik ada 5 teknik, yaitu:
1.
Asosiasi Bebas, klien dibimbing untuk
menjernihkan alam bawah sadarnya dari pemikiran sehari-harinya, supaya
klien mudah mengungkapkan pengalaman
masa lalunya.
2.
Interpretas, Teknik ini digunakan untuk
menganalisis asosiasi bebas.mimpi,resistensi, dan transferensi klien. KOnselor
menetapkan, menjelaskan, dan mengajari klien tentang makna perilaku yang
termanifestasi dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dantransferensi klien.
3.
Analisis mimpi, Teknik ini untuk membuka hal-hal
yang tak disadrinya dan memberikan kesempatan pada klien untuk menyelesaikan
masalah yang belum terpecahkan. Prosesnya terjadi pada waktu tidur lalu pertahanan
ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesakpun muncul.
4.
Analsis Resistensi, ditnjukkan unutk mendarkan
klien terhadap alasan terjadinya resistensi. Konselor diminta untuk memberikan
perhatian kepada klien untuk ditafsirkan resistensi. Penafsiran analisis atas
resistensi ditunjukkan untuk membantu klien agar menyadari alasan yang ada di
balik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.
5.
Analisis Transferensi, adalah teknik yang utama
dalam psikoanalisis sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa
lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas
sifat dari fiksasi dan deprivasi, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh
masa lampau terhadap kehidupannya sekarang.
3. Pendekatan Eksistensial-Humanistik
Pendekatan ini difokuskan pada
kondisi manusia. Pendekatan ini adalah suatu sikap yang menekankan pada
pemahaman atas manusia dalih-dalih suatu system atau Teknik yang digunakan
untuk mempengaruhi klien.
Dalil-dalinya ialah:
1.
Kesadaran diri
2.
Kebebasan dan Tanggung Jawab
3.
Keterputusan dan Kebutuhan aka Orang Lain
4.
Pencarian Makna
5.
Kecemasan sebagai Syarat hidup
4. Pendekatan Client-Centered
Pendekatan ini dilakukan dengan cara berdialog dengan
konseli, supaya tercapainya gambaran yang serasi antara ideal self dengan
actual self itu sndiri. Pendekatan ini juga tujuannya agar supaya klien
bertanggung jawab dan seanggup untuk menemukan mengahadapi kenyataan seacara
penuh. Karena Klien sendiri lah yang paham akan dirinya dan tahu harus
bertingkah bagaimana.
Tahapan dalam konseling ini :
1. Klien
datang kepada konselor atas kemauan sendiri. apablia klien datang atas kemauan
orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas
dengan tujuan agar klien memilih apakah ia akan terus meminta bantuan atau akan
membatalkannya.
2. Situasi
konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu konselor
menyadarkan klien.
3. Konselor
memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaannya. Konselor harus
bersikap ramah, bersahabat, dan menerima klien sebagaimana adanya.
4. Konselor menerima perasaan
klien serta memahaminya.
5. Konselor berusaha agar kien
dapat memahami dan menerima keadaan dirinya.
6. Klien menentukan pilihan sikap
dan tindakan yang akan diambil.
7. Klien merealisasikan pilihannya
itu.
5. Pendekatan RET (Rational Emotif therapy)
RET sendiri menolak pandangan Psikoanalisis yang berpendapat peristiwa
dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Gangguan
emosi terjadi disebabkan oleh pikiran seseorang yang bersifat irasional
terhadap peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya.
Teknik RAT antara lain adalah:
1. Assertive Training, teknik ini adalah prosedur latihan yang diberikan
untuk membantu meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan, dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai
hak-hak serta perasaan orang lain.
2. Sosiodarama, merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok
yaitu Role Playing atau teknik bermain peran.
3. Self Modeling, teknik yang digunakan untuk meminta klien agar
“berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan konselor untuk menghilangkan
perasaan atau perilaku tertentu. Dalam self modeling ini, klien diminta untuk
tetap setia pada janjinya dann secara terus menerus menghindarkan dirinya dari perilaku
negatif.
4. Social Modeling, teknik ini untuk membantu tingkah laku baru pada
klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model social
yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservsi, dan menyesuaikan
dirinya, dan menginternalisasikan norma norma dalam sistem model social dengan
masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
5. Teknik Reinforcement (penguatan), yaitu teknik yang digunakan untuk
mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan
memberikan pujian ataupun hukuman. Bila perilaku klien mengalami kemajuan dalam
arti positif, maka ia dipuji “baik”. bila mundur dalam arti negatif, maka
dikatakan “tidak baik”.
6. Pendekatan Ralitas
Pada
pendekatan ini Konsepnya adalah konselor menakankan pada masa sekarang dari
pada harus menggali masa lalunya, sebab konseli harus melihat kedepan dan harus
melangkah kedepan dia harus bagaimana.
7. Pendekatan Analisis Transaksional
Pendekatan ini bisa digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih bagus digunkan saat konseling kelompok. Pendekatan ini
menekankan aspek kognitif rasional behavioral dan berorientasi kepada
peningkatan kesadaran sehinngga konseli akan mampu membuat keputusan dan
mengubah pola hidupnya.
Tujuan Dasar :
A. Membantu klien
dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan
arah hidupnya.
B. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari
bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh putusan-putusan dini
mengenai posisi hidupnya dan oleh permainan yang manipulative, dan oleh
skenario hidup yang mengalahkan diri dengan gaya hidup otonom yang ditandai
dengan kesadaran, spontanitas, dan keakraban.
Fungsi dan
Peran Terapis :
A.
Sebagai Guru. Menerangkan teknik AT (Analisis
Transaksional)
B.
Membantu klien menemukan kondisi yang tidak
menguntungkan, mengadaptasi rencana hidup dan mengembangkan strategi dalam
berhubungan dengan orang lain.
C.
Membantu klien dalam menemukan alternatif hidup
yang lebih mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar